Karya Tulis Ilmiah



GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA YANG DIBERIKAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI PANTI GRIYA KASIH SILOAM KOTA MALANG

Prodi : POLTEKKES KEMENKES MALANG PRODI DIII KEPERAWATAN
Pengarang : RISKA WINDI DEWI LESTARI
Dosen Pembimbing : Pembimbing (Utama) Joko Pitoyo, SKp., M. Kep, (Pendamping) Sugianto Hadi, SKM., MPH
Klasifikasi/Subjek : , Depresi, Relaksasi Otot Progresif, Tingkat Depresi
Penerbitan : , Malang: 2015.
Bahasa : Indonesia
PENYIMPANAN
Lokasi : PUSAT-33-A-
Jumlah : 0

Abstraksi

ABSTRAK Gambaran Tingkat Depresi Pada Lansia Yang Diberikan Terapi Relaksasi Otot Progresif Di Panti Griya Kasih Siloam Kota Malang. Riska Windi Dewi Lestari (2015) Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus. Program Studi Keperawatan Malang, Jurusab Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. Pembimbing (Utama) Joko Pitoyo, SKp., M. Kep, (Pendamping) Sugianto Hadi, SKM., MPH. Kata Kunci: Depresi, Relaksasi Otot Progresif, Tingkat Depresi Relaksasi Otot Progresif suatu bentuk latihan relaksasi progresif memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks yang memberikan dampak positif terhadap penurunan tingkat kecemasan atau tingkat depresi jika dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu dan rutin dilakukan setiap hari kurang lebih 15 menit. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah gambaran tingkat depresi pada lansia yang diberikan terapi relaksasi otot progresif. Metode Penelitian: Studi kasus deskripsi dengan 2 subjek penelitian yaitu dengan lansia yang mengalami tingkat depresi sedang dengan skor 19 dan lansia yang mengalami tingkat depresi sedang dengan skor 18, berjenis kelamin perempuan dengan usia antara 60 – 74 tahun. Hasil studi kasus yang didapat bahwa dengan subjek studi kasus pertama melakukan relaksasi otot progresif Ny. M hanya mampu menurunkan skor depresi menjadi 18 tidak jauh beda dengan hasil yang didapatkan oleh subjek kedua Ny. S mampu menurunkan skor depresi menjadi 17 dan dari kedua subjek hasilnya masih sama dalam kategori tingkat depresi sedang. Hasil tersebut dikarenakan oleh berbagai factor yang menimbulkan stressor pencetus depresi.



Lampiran